Komisi C DPRD Kabupaten Bandung Terima Audiensi Komunitas Magot: Bahas Solusi Inovatif untuk Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
HAJI TARYA CENTRE.COM.Kab. Bandung - Upaya menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan kembali menjadi sorotan dalam kegiatan audiensi antara Komisi C DPRD Kabupaten Bandung dengan Komunitas Magot Kabupaten Bandung. Pertemuan yang berlangsung di ruang rapat Komisi C DPRD Kabupaten Bandung ini dihadiri langsung oleh Ketua Komisi C, H. Tarya Witarsa, S.Ag., bersama jajaran anggota komisi serta perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, Bidang Persampahan.
Audiensi tersebut membahas isu strategis terkait pengelolaan sampah berbasis magot—sebuah pendekatan inovatif dan ramah lingkungan yang semakin populer sebagai solusi alternatif terhadap permasalahan sampah organik. Melalui pertemuan ini, Komisi C DPRD Kabupaten Bandung menunjukkan komitmennya dalam membuka ruang dialog dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk komunitas yang bergerak di bidang lingkungan hidup.
Dalam sambutannya, H. Tarya Witarsa, S.Ag. menekankan bahwa persoalan sampah tidak bisa diselesaikan hanya dengan satu kebijakan tunggal. Menurutnya, dibutuhkan kolaborasi lintas sektor—antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku komunitas lingkungan—agar tercipta sistem pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan.
“Masalah sampah bukan sekadar urusan teknis, tapi juga budaya dan kesadaran bersama. Karena itu, kami sangat mengapresiasi langkah Komunitas Magot yang menawarkan solusi kreatif melalui budidaya magot untuk mengolah sampah organik. Ini adalah bentuk inovasi yang patut didukung,” ujar H. Tarya.
Ia menambahkan, pendekatan berbasis magot merupakan salah satu bentuk ekonomi sirkular yang tidak hanya mengurangi volume sampah organik, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat. Melalui proses budidaya larva Black Soldier Fly (BSF), limbah organik dapat diubah menjadi pakan ternak dan pupuk organik yang bermanfaat bagi sektor pertanian dan peternakan.
Perwakilan dari Komunitas Magot Kabupaten Bandung dalam kesempatan tersebut memaparkan berbagai tantangan yang dihadapi di lapangan. Di antaranya adalah keterbatasan fasilitas pengolahan, kurangnya dukungan regulasi di tingkat daerah, serta minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilahan sampah sejak dari rumah. Mereka berharap adanya dukungan konkret dari DPRD dan pemerintah daerah untuk memperluas implementasi program pengelolaan sampah berbasis magot di berbagai kecamatan.
Sementara itu, pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung yang turut hadir menegaskan kesiapannya untuk berkolaborasi lebih erat dengan komunitas lingkungan. Menurut perwakilan DLH, keberadaan komunitas seperti Komunitas Magot menjadi mitra penting pemerintah dalam mewujudkan target pengurangan sampah yang berkelanjutan, terutama di wilayah padat penduduk.
“Kami menyambut baik inisiatif ini. DLH siap memfasilitasi sinergi antara komunitas dan perangkat daerah untuk menciptakan model pengelolaan sampah organik yang bisa direplikasi di wilayah lain,” ungkap perwakilan DLH dalam forum tersebut.
Diskusi berjalan interaktif dan konstruktif. H. Tarya Witarsa dan anggota Komisi C aktif memberikan masukan terkait aspek regulasi, perizinan, hingga peluang sinergi program antara komunitas dan pemerintah daerah. Ia juga menegaskan bahwa Komisi C DPRD Kabupaten Bandung memiliki komitmen kuat untuk mendukung segala bentuk inovasi yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat dan lingkungan.
“Kita harus bergerak bersama. Komunitas memiliki kreativitas, pemerintah memiliki kebijakan dan sumber daya, sedangkan DPRD berperan sebagai pengawas sekaligus jembatan antara aspirasi masyarakat dan kebijakan publik. Jika ketiganya bersinergi, maka persoalan sampah bisa kita ubah menjadi peluang ekonomi hijau,” jelas H. Tarya.
Audiensi ini juga menghasilkan beberapa poin tindak lanjut yang akan dibahas dalam rapat lanjutan bersama Dinas Lingkungan Hidup dan pihak terkait lainnya. Salah satunya adalah mendorong pembentukan program percontohan (pilot project) pengelolaan sampah berbasis magot di beberapa kecamatan, terutama di wilayah dengan produksi sampah organik tinggi seperti pasar tradisional dan kawasan pertanian.
Di akhir pertemuan, H. Tarya Witarsa menyampaikan apresiasi dan harapannya agar semangat kolaborasi seperti ini terus dijaga. Ia menilai bahwa perubahan besar dalam tata kelola lingkungan harus dimulai dari langkah kecil yang konsisten dan melibatkan seluruh elemen masyarakat.
“Lingkungan yang bersih bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi tanggung jawab kita semua. Mari bersama-sama membangun budaya peduli lingkungan, karena dari situlah masa depan Kabupaten Bandung yang lebih BEDAS akan terwujud,” pungkasnya.
Kegiatan audiensi ini menjadi cerminan nyata dari semangat kolaborasi dan partisipasi publik dalam membangun Kabupaten Bandung yang lebih berdaya, sehat, dan berkelanjutan. Melalui sinergi antara DPRD, pemerintah daerah, dan komunitas, diharapkan solusi inovatif seperti budidaya magot dapat berkembang luas dan menjadi bagian penting dari strategi pengelolaan sampah yang modern, efektif, serta berpihak pada kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam.
Posting Komentar untuk "Komisi C DPRD Kabupaten Bandung Terima Audiensi Komunitas Magot: Bahas Solusi Inovatif untuk Pengelolaan Sampah Berkelanjutan"