H. Tarya Witarsa Hadiri Pembukaan Musrenbang RPJMD: Kolaborasi Awal Menuju Kabupaten Bandung yang Lebih BEDAS

HAJI TARYA CENTRE.COM.Kab. Bandung - Suasana hangat dan penuh semangat kolaboratif mewarnai pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung yang digelar secara resmi dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Dalam kegiatan strategis ini, H. Tarya Witarsa, S.Ag., anggota DPRD Kabupaten Bandung, turut hadir dan menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya membangun sinergi dalam menentukan arah pembangunan lima tahun ke depan.

Musrenbang RPJMD merupakan salah satu proses krusial dalam sistem perencanaan pembangunan daerah. Forum ini menjadi wadah bagi seluruh pemangku kepentingan—mulai dari perwakilan legislatif, eksekutif, akademisi, dunia usaha, hingga masyarakat sipil—untuk duduk bersama, bertukar gagasan, dan menyusun rencana pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Mendorong Pembangunan yang Inklusif dan Partisipatif

Lebih lanjut, H. Tarya menyoroti pentingnya pendekatan pembangunan yang inklusif dan partisipatif. Ia mengajak seluruh stakeholder untuk menyerap aspirasi masyarakat hingga ke tingkat paling bawah, khususnya di wilayah-wilayah yang selama ini kurang mendapatkan perhatian optimal.

"Jangan sampai ada wilayah atau kelompok masyarakat yang merasa tertinggal dalam proses pembangunan. RPJMD harus bisa menjawab kebutuhan semua lapisan masyarakat—baik dari sisi infrastruktur, pendidikan, kesehatan, hingga penguatan ekonomi lokal," katanya.

Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara eksekutif dan legislatif dalam mengawal implementasi program-program pembangunan agar tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat.

Pembangunan Berbasis Data dan Prioritas

H. Tarya juga mendorong agar proses perencanaan dalam RPJMD dilakukan secara berbasis data yang valid, dengan mempertimbangkan hasil evaluasi pembangunan sebelumnya dan kondisi terkini Kabupaten Bandung. Menurutnya, pembangunan yang tidak berdasarkan data dan analisis yang kuat berisiko melahirkan program yang tidak efektif atau bahkan mubazir.

"Data adalah fondasi utama perencanaan. Dengan data, kita tahu prioritas. Dengan prioritas, kita tahu alokasi. Dengan alokasi yang tepat, pembangunan bisa lebih berdampak," tegasnya.

Ia pun mengingatkan agar Pemerintah Daerah dan tim penyusun RPJMD benar-benar menjadikan Musrenbang ini sebagai ruang diskusi terbuka, bukan sekadar formalitas, sehingga hasil akhirnya bisa mencerminkan kebutuhan aktual masyarakat.

Visi Kabupaten Bandung yang BEDAS

Dalam konteks pembangunan daerah, H. Tarya kembali mengangkat semangat BEDAS—singkatan dari Bersih, Dinamis, Agamis, dan Sejahtera—yang menjadi visi bersama untuk menjadikan Kabupaten Bandung sebagai daerah yang maju dan berdaya saing, tanpa kehilangan nilai-nilai budaya dan spiritualitasnya.

Ia menilai, RPJMD ke depan harus mampu menerjemahkan visi BEDAS ke dalam program-program yang konkret dan menyentuh langsung kehidupan masyarakat, seperti:

Peningkatan kualitas layanan publik.
Percepatan pembangunan infrastruktur berbasis lingkungan.
Penguatan ekonomi kerakyatan.
Pembangunan sumber daya manusia berbasis pendidikan dan akhlak.

"Kabupaten Bandung yang BEDAS bukan hanya slogan, tapi harus menjadi cita-cita bersama yang diwujudkan melalui langkah nyata di RPJMD ini," ujar H. Tarya menegaskan.

Harapan dan Langkah Selanjutnya

Mengakhiri pernyataannya, H. Tarya berharap hasil dari Musrenbang RPJMD ini bisa menjadi dokumen perencanaan yang hidup—fleksibel namun tetap terarah—sehingga mampu menjawab dinamika sosial, ekonomi, dan lingkungan di masa mendatang.

Ia juga mengajak seluruh peserta Musrenbang untuk menjaga semangat kolaborasi yang telah terbangun. "Mari kita kuatkan komitmen hari ini, demi Kabupaten Bandung yang lebih BEDAS esok hari. Tidak ada yang bisa membangun sendiri. Semua harus bergandengan tangan," tuturnya.